
Jakarta, BIZNEWS.ID - Kompetisi dan perkembangan Industri fashion menuntut adanya inovasi dan jaminan kualitas produk. Hadirnya produk fashion branded (terkenal), selain memberikan jaminan produk juga bagian dari terciptanya iklim investasi. Dalam hal ini produk sepatu dan sandal merek “SAPPUN” yang dikenal sebagai produk branded dari Korea yang memberikan jaminan serta kualitas produk, namun berujung sengketa Merek di Pengadilan Niaga Jakarta, dalam Perkara No. 37/Pdt.Sus-HKI/Merek/2021/PN Niaga Jkt.Pst (disebut “Perkara 37/2021").
Perkara Merek Nomor 37/ 2021 berupa gugatan ganti kerugian Merek di Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, antara CHEN, ZHEN-RUI (Penggugat) versus F & S RETAIL CO., LTD. (Tergugat), menghadirkan Dr. Suyud Margono, SH., MHum., FCIArb. Selaku Ketua Umum - Asosiasi Konsultan HKI Indonesia (AKHKI), memberikan keterangan Ahli Gugatan Ganti kerugian setelah sebelumnya perkara gugatan Pembatalan Pendaftaran Merek “SAPPUN” dalam perkara 69/Pdt.Sus-HKI/Merek/2020/PN.Niaga.Jkt.Pst (disebut “Perkara 69/2020”) melawan Penggugat.
Hadir dalam persidangan tersebut, Para Tergugat diwakili oleh Tim Kuasa Hukum ABNR Law Firm, sedangkan Penggugat, diwakili oleh Tim Kuasa Hukum dari Jekrinius & Co. Sidang perkara menghadirkan sebagai Saksi Ahli Dr. Suyud Margono, SH., MHum., FCIArb., yang juga Akademisi/Dosen dibidang Kekayaan Intelektual disampaikan pada sidang terbuka untuk umum pada Rabu, 14 September 2022 dimuka Majelis Hakim Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Perkara tersebut berdasarkan informasi yang beredar di khalayak ramai, sebetulnya sudah diketahui terjadi permasalahan hukum terkait merek untuk produk sepatu dengan brand “SAPPUN” antara Penggugat dan Tergugat, karena diduga Tergugat melanggar merek terdaftar ”SAPPUN” milik Pengugat karena sebagai suatu perbuatan dinyatakan/dikualifikasi sebagai perbuatan melawan hukum yang merugikan Penggugat.
Hadir dalam persidangan tersebut, Para Tergugat diwakili oleh Tim Kuasa Hukum ABNR Law Firm, sedangkan Penggugat, diwakili oleh Tim Kuasa Hukum dari Jekrinius & Co. Sidang perkara menghadirkan sebagai Saksi Ahli Dr. Suyud Margono, SH., MHum., FCIArb., yang juga Akademisi/Dosen dibidang Kekayaan Intelektual disampaikan pada sidang terbuka untuk umum pada Rabu, 14 September 2022 dimuka Majelis Hakim Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.
Perkara tersebut berdasarkan informasi yang beredar di khalayak ramai, sebetulnya sudah diketahui terjadi permasalahan hukum terkait merek untuk produk sepatu dengan brand “SAPPUN” antara Penggugat dan Tergugat, karena diduga Tergugat melanggar merek terdaftar ”SAPPUN” milik Pengugat dengan dalil suatu perbuatan dinyatakan/dikualifikasi sebagai perbuatan tanpa ijin menggunakan merek yang merugikan Penggugat.
Menurut Dr. Suyud Margono, yang juga Sekretaris Jenderal, Badan Arbitrase Mediasi Hak Kekayaan Intelektual (BAM-HKI), meskipun berdasarkan Pasal 83 ayat (1) (a) UU No. 20 Tahun 2016, menentukan Pemilik Merek terdaftar dan/atau penerima Lisensi Merek terdaftar dapat mengajukan gugatan ganti rugi terhadap pihak lain yang secara tanpa hak menggunakan Merek yang mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya untuk barang dan/atau jasa yang sejenis.
Penggugat menyatakan bahwa dirinya adalah pemilik merek terdaftar SAPPUN (IDM000669905) dan SAPPUN-AmiAmi (IDM000829878). Namun, berdasarkan Pangkalan Data Kekayaan Intelektual (PDKI) DJKI situs resmi www.dgip.go.id bahwa pemilik kedua merek tersebut telah beralih ke Sappun Global Co. Ltd. Artinya Penggugat bukan pihak yang berkepentingan tidak memiliki legal standing/ kewenangan mengajukan Gugatan.
Perkara ini menjadi menarik, karena sebelumnya pada tanggal 17 Maret 2022, Pengadilan Niaga telah memeriksa dan memutus Perkara Gugatan Pembatalan yang diajukan oleh Tergugat terhadap Pendaftaran Merek Dagang SAPPUN yang diajukan Penggugat dalam perkara Nomor 69/Pdt.Sus-HKI/Merek/2020/PN.Niaga.Jkt.Pst (disebut “Perkara 69/2020”).
Majelis Hakim telah memutuskan dengan mengabulkan seluruh Gugatan yang diajukan oleh Tergugat terhadap Penggugat. Maka berdasarkan Putusan Perkara ("69/2020”), upaya Penggugat dalam mengajukan gugatan terhadap Tergugat menjadi tidak sah karena Hak Eksklusif kepemilikan Merek telah dibatalkan. Sehingga Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, dalam pertimbangan putusan sepatutnya meng-examinasi Gugatan ganti rugi tersebut dengan kewajiban menunggu sampai adanya kepastian Hak kepemilikan Merek SAPPUN, disamping itu karena dalil-dalil gugatan yang disangkakan kepada Tergugat belum dapat dibuktikan Penggugat, pungkas Dr. Suyud Margono.
LEAVE A REPLY