Home Kesehatan Memperkuat Riset Halal Nasional: Proteomik Jadi Kunci Deteksi Bahan Non-Halal

Memperkuat Riset Halal Nasional: Proteomik Jadi Kunci Deteksi Bahan Non-Halal

0
SHARE
Memperkuat Riset Halal Nasional: Proteomik Jadi Kunci Deteksi Bahan Non-Halal

Keterangan Gambar : Alat LC-HRMS untuk penelitian proteomiknya. Lab Corpora Science

BIZNEWS.ID - JAKARTA, Penguatan riset halal nasional semakin penting seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan produk pangan dan kosmetik yang terjamin kehalalannya. Salah satu terobosan yang saat ini dikembangkan adalah pemanfaatan teknologi proteomik. Proteomik, sebagai cabang ilmu yang mempelajari protein dan peptida dalam organisme, semakin banyak diterapkan dalam berbagai bidang, termasuk dalam analisis halal produk pangan dan kosmetik.

Salah satu teknologi mutakhir yang saat ini digunakan untuk riset proteomik adalah alat Liquid Chromatography-High Resolution Mass Spectrometry (LC-HRMS), yang menawarkan kemampuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis peptida dalam jumlah sangat kecil (traces) dengan akurasi tinggi. Pendekatan ini semakin penting untuk mendeteksi bahan non-halal dalam produk pangan dan kosmetik yang telah melalui berbagai tahap pemrosesan. Pendekatan ini dinilai mampu menjawab tantangan deteksi bahan non-halal dalam produk-produk kompleks yang sulit diuji dengan metode konvensional. Proteomik menawarkan keunggulan dalam mendeteksi protein dan peptida spesifik di produk yang telah melalui berbagai tahap pemrosesan.

Dalam konteks ini, Anjar Windarsih, peneliti dari Kelompok Riset Autentikasi dan Deteksi Halal Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan (PRTPP) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), mengungkapkan bahwa proteomik berbasis LC-HRMS memiliki resolusi dan akurasi massa yang sangat tinggi, sehingga mampu membedakan peptida dari gelatin babi dengan gelatin dari sumber lain seperti sapi atau ikan.

"Teknik ini sangat potensial untuk mengidentifikasi peptida marker spesifik porcine dengan akurasi dan reprodusibilitas tinggi, sehingga dapat memperkuat verifikasi halal secara ilmiah," jelas Anjar.

Tantangan Deteksi Gelatin dalam Perspektif Halal

Gelatin, yang diperoleh dari hidrolisis kolagen hewan, digunakan secara luas dalam industri pangan, farmasi, dan kosmetik karena sifatnya yang multifungsi sebagai pembentuk gel, stabilisator, dan pengental.

Namun, dari perspektif halal, sumber gelatin menjadi isu utama. Gelatin yang berasal dari hewan halal seperti sapi yang disembelih sesuai syariat diperbolehkan, sedangkan gelatin yang berasal dari babi (porcine gelatin) atau dari hewan halal yang tidak memenuhi syariat dianggap haram.

Di produk pangan olahan maupun kosmetik, keberadaan gelatin babi sulit terdeteksi karena degradasi DNA selama proses manufaktur. Tantangan ini semakin besar dalam produk kosmetik dikarenakan komposisi bahan tambahan yang sangat kompleks dan DNA bahan asal umumnya sudah tidak terdeteksi.

Teknik proteomik berbasis LC-HRMS menjadi solusi penting karena mampu mengidentifikasi sisa protein atau peptida spesifik, bahkan ketika DNA sudah tidak lagi tersedia.

 

Pandangan dari Kalangan Industri

Mendukung pentingnya pendekatan ini, Hendy Dwi Warmiko, General Manager Corpora Science, laboratorium riset independen dengan fasilitas LC-HRMS Orbitrap menyampaikan bahwa LC-HRMS Orbitrap merupakan alat yang sangat kuat dalam analisis proteomik.

"LC-HRMS Orbitrap memiliki resolusi massa yang sangat tinggi dan dapat langsung melakukan pemetaan peptida secara akurat. Dengan dukungan software bioinformatika canggih, alat ini mampu membaca ion spesifik peptida babi maupun analisis protein lainnya dengan sangat teliti. Metode ini tidak hanya efektif dalam mendeteksi bahan non-halal seperti gelatin babi, tetapi juga sangat berguna untuk analisis protein dari sumber lain dalam berbagai produk dan menjadikan kandidat metode potensial di masa depan. Selain itu, layanan metabolomik dan lipidomik yang kami tawarkan memberikan gambaran lebih holistik tentang komposisi dan potensi kontaminan dalam produk, memperkaya riset halal secara lebih menyeluruh," ungkap Hendy.

Kolaborasi antara lembaga riset, laboratorium independen, dan industri diharapkan memperkuat pengembangan metode berbasis sains dalam analisis halal. Inovasi ini menjadi langkah penting untuk mendukung sertifikasi halal nasional serta memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat halal berbasis teknologi modern. Ke depannya, riset halal yang didorong oleh sains dan teknologi akan memastikan produk yang tidak hanya aman dan berkualitas, tetapi juga dapat memenuhi harapan konsumen yang semakin cerdas dan peduli terhadap kehalalan.