
BIZNEWS.ID, Berlin – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf, melakukan kunjungan kerja ke Berlin, Jerman selama tiga hari, mulai 6 hingga 9 Juli 2025. Dalam kunjungan ini, Gus Yahya didampingi oleh Wakil Ketua Umum PBNU Amin Said Husni, Penasihat Khusus Urusan Internasional H. Muhammad Kholil, serta dua staf pendamping.
Setibanya di Berlin, rombongan PBNU disambut hangat oleh jajaran Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jerman. Hadir dalam penyambutan tersebut Rais Syuriyah PCINU Jerman KH Syaeful Fatah, Ketua Tanfidziyah Miftah El Azmi, serta sejumlah fungsionaris PCINU lainnya.
Konsolidasi Organisasi dan Transformasi Jam’iyah
Agenda pertama kunjungan Gus Yahya adalah silaturrahim dengan warga NU di Jerman yang digelar pada Ahad siang, 6 Juli 2025, bertempat di Kantor PCINU Jerman, Turmstraße 18, Berlin. Sekitar 70 warga Nahdliyin dari berbagai daerah di Jerman hadir dalam pertemuan penuh kehangatan tersebut.
Dalam sambutannya, Gus Yahya menekankan pentingnya konsolidasi organisasi dan penguatan adaptasi dalam menghadapi perubahan dunia yang bergerak sangat cepat.
“NU harus melakukan transformasi jam’iyah sebagai strategi adaptasi agar tetap survive dan relevan di mana pun dan kapan pun,” ujar Gus Yahya di hadapan warga NU Jerman.
Ia juga mengajak PCINU Jerman untuk lebih aktif memperjuangkan misi peradaban NU di kancah internasional. Disampaikannya bahwa PBNU terus mengarusutamakan gagasan Islam untuk kemanusiaan (Humanitarian Islam) yang diharapkan dapat menjadi gerakan global bagi masa depan peradaban yang lebih bermartabat.
NU Center dan Pengakuan Pemerintah Jerman
Dalam laporan yang disampaikan jajaran pengurus PCINU, disebutkan bahwa PCINU Jerman telah berdiri sejak 2010 dan diakui secara resmi oleh Pemerintah Jerman sebagai organisasi keagamaan. Saat ini, PCINU aktif menjalankan program kaderisasi, peningkatan kapasitas manajemen organisasi, serta pelayanan keagamaan seperti bimbingan ibadah dan literasi digital.
Sebagai langkah penguatan kelembagaan, PCINU Jerman kini tengah mempersiapkan pendirian NU Center yang diharapkan menjadi pusat dakwah, edukasi, dan pengembangan komunitas NU di Eropa.
Pertemuan dengan Tokoh Politik dan Pemerintahan Jerman
Selain silaturahim dengan warga Nahdliyin, Gus Yahya juga mengadakan pertemuan strategis dengan sejumlah tokoh penting dari Jerman dan Uni Eropa. Di antaranya:
• Thomas Rachel, Komisaris Pemerintah Federal untuk Kebebasan Beragama atau Keyakinan, dan salah satu simpul penting di lingkaran kebijakan Pemerintahan Kanselir Friedrich Merz;
• Elmar Brok, politisi senior Uni Eropa dan mantan anggota Parlemen Eropa dengan masa bakti terlama;
• Christian Kremer, tokoh politik Eropa yang dikenal sebagai salah satu orang kepercayaan Kanselir Merz.
Pertemuan-pertemuan ini menjadi bagian dari diplomasi kultural PBNU untuk memperkenalkan dan memperjuangkan nilai-nilai Islam Nusantara dan peradaban Islam yang damai, toleran, dan inklusif di panggung global.
Komitmen NU untuk Peradaban Dunia
Kunjungan ini menegaskan peran strategis PBNU dalam mendorong diplomasi peradaban berbasis nilai-nilai Islam rahmatan lil alamin. Setelah sukses menyelenggarakan R20 pada 2022 dan Muktamar Internasional Fikih Peradaban pada 2023, PBNU terus memantapkan langkahnya sebagai aktor global dalam memperjuangkan masa depan dunia yang lebih damai dan berkeadilan.
“Kita ingin NU bukan hanya hadir, tapi juga memimpin arus pemikiran dan kerja-kerja nyata untuk peradaban global,” pungkas Gus Yahya.
LEAVE A REPLY